situs poker uang asli 24 jam terpercaya
situs judi poker online luar negeri

Para Ahli Memprediksi 100 Tahun Lagi Wajah Bumi Tidak Akan Dikenali

Ilustrasi bumi.

Menurut kalian bagaimana rupa Bumi 100 tahun ke depan ? Para ahli memprediksi, Bumi akan berubah menjadi dunia asing yang tak bisa dikenali dalam kurun waktu tersebut. Hal tersebut dinyatakan para ilmuwan setelah melihat lebih dari 400 catatan iklim kuno. Dari sana, mereka menyimpulkan perubahan iklim saat ini sebanding dengan apa yang dilalui Bumi ketika zaman es terakhir.
Para ahli memprediksi, Bumi akan berubah menjadi dunia asing yang tak bisa dikenali dalam kurun waktu tersebut.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ilmuwan: 100 Tahun Lagi Wajah Bumi Tak Akan Dikenali", https://sains.kompas.com/read/2018/09/05/193117523/ilmuwan-100-tahun-lagi-wajah-bumi-tak-akan-dikenali.
Penulis : Resa Eka Ayu Sartika
Editor : Resa Eka Ayu Sartika
Para ahli memprediksi, Bumi akan berubah menjadi dunia asing yang tak bisa dikenali dalam kurun waktu tersebut.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ilmuwan: 100 Tahun Lagi Wajah Bumi Tak Akan Dikenali", https://sains.kompas.com/read/2018/09/05/193117523/ilmuwan-100-tahun-lagi-wajah-bumi-tak-akan-dikenali.
Penulis : Resa Eka Ayu Sartika
Editor : Resa Eka Ayu Sartika
Para ahli memprediksi, Bumi akan berubah menjadi dunia asing yang tak bisa dikenali dalam kurun waktu tersebut.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ilmuwan: 100 Tahun Lagi Wajah Bumi Tak Akan Dikenali", https://sains.kompas.com/read/2018/09/05/193117523/ilmuwan-100-tahun-lagi-wajah-bumi-tak-akan-dikenali.
Penulis : Resa Eka Ayu Sartika
Editor : Resa Eka Ayu Sartika
Para ahli memprediksi, Bumi akan berubah menjadi dunia asing yang tak bisa dikenali dalam kurun waktu tersebut.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ilmuwan: 100 Tahun Lagi Wajah Bumi Tak Akan Dikenali", https://sains.kompas.com/read/2018/09/05/193117523/ilmuwan-100-tahun-lagi-wajah-bumi-tak-akan-dikenali.
Penulis : Resa Eka Ayu Sartika
Editor : Resa Eka Ayu Sartika

Selain itu, pergeseran seismik dalam keanekaragaman hayati yang terjadi kemungkinan juga akan terjadi kembali. Untuk diketahui, pada akhir Zaman Es Terakhir, planet rumah kita ini memanas antara empat hingga tujuh derajat Celcius lebih tinggi. Hal itu membuat lapisan es yang menutupi

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ilmuwan: 100 Tahun Lagi Wajah Bumi Tak Akan Dikenali", https://sains.kompas.com/read/2018/09/05/193117523/ilmuwan-100-tahun-lagi-wajah-bumi-tak-akan-dikenali.
Penulis : Resa Eka Ayu Sartika
Editor : Resa Eka Ayu Sartika
Selain itu, pergeseran seismik dalam keanekaragaman hayati yang terjadi kemungkinan juga akan terjadi kembali. Untuk diketahui, pada akhir Zaman Es Terakhir, planet rumah kita ini memanas antara empat hingga tujuh derajat Celcius lebih tinggi. Hal itu membuat lapisan es yang menutupi

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ilmuwan: 100 Tahun Lagi Wajah Bumi Tak Akan Dikenali", https://sains.kompas.com/read/2018/09/05/193117523/ilmuwan-100-tahun-lagi-wajah-bumi-tak-akan-dikenali.
Penulis : Resa Eka Ayu Sartika
Editor : Resa Eka Ayu Sartika
Selain itu, pergeseran seismik dalam keanekaragaman hayati yang terjadi kemungkinan juga akan terjadi kembali. Untuk diketahui, pada akhir zaman es terakhir, planet rumah kita ini memanas antara empat hingga tujuh derajat Celcius lebih tinggi. Hal itu membuat lapisan es yang menutupi sebagian besar Amerika Utara, Asia, dan Eropa Utara mencair.

Selain itu, pergeseran seismik dalam keanekaragaman hayati yang terjadi kemungkinan juga akan terjadi kembali. Untuk diketahui, pada akhir Zaman Es Terakhir, planet rumah kita ini memanas antara empat hingga tujuh derajat Celcius lebih tinggi. Hal itu membuat lapisan es yang menutupi

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ilmuwan: 100 Tahun Lagi Wajah Bumi Tak Akan Dikenali", https://sains.kompas.com/read/2018/09/05/193117523/ilmuwan-100-tahun-lagi-wajah-bumi-tak-akan-dikenali.
Penulis : Resa Eka Ayu Sartika
Editor : Resa Eka Ayu Sartika
Selama 10.000 tahun kemudian, ekosistem yang sama sekali baru muncul dan berkembang menjadi apa yang kita lihat sekarang. Dalam skenario lain, para ilmuwan memprediksi jika emisi gas rumah kaca berlanjut maka planet kita akan menghangat sekitar 4 derajat Celcius pada 2100.

Prediksi tersebut kemudian diterbitkan dalam jurnal Science. Tim peneliti internasional itu melihat ratusan catatan paleontologis tentang bagaimana ekosistem terestrial menanggapi perubahan iklim eskitar 20.000 tahun lalu. Penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana Bumi menyesuaikan diri dengan pemanasan serupa yang terjadi 100 hingga 150 tahun mendatang.

Hasilnya, mereka menemukan jika tidak ada pengurangan besar dalam emisi gas rumah kaca, ekosistem terestrial di seluruh dunia berisiko terjadi "transformasi besar".

"Vegetasi darat di seluruh planet berada pada risiko besar perubahan komposisi dan struktural utama dalam ketiadaan emisi (gas rumah kaca) yang sangat berkurang," tulis para peneliti.

Mereka juga menegaskan bahwa banyak ekosistem baru yang muncul. Namun, dampak buruknya adalah banyak pula ekosistem yang hilang. Jonathan Oberpeck, co-author penelitian ini mengatakan bahwa akan ada efek pantulan besar yang pada akhirnya mengancam keamanan air dan pangan.

"'Studi kami mengingatkan kembali bahwa kita perlu bertindak sekarang untuk bergerak cepat menuju ekonomi global bebas emisi," tegas para peneliti.

Posting Komentar

[disqus][facebook][blogger]

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.