![]() | |
Pemakaman |
Tiga orang pegawai rumah pemakaman di Ontario, Kanada terancam hukuman mati setelah dituduh membiarkan jenazah seorang pria yang membusuk selama lebih kurang dua tahun. Diberitakan Bogota Post, Alfred Richard Van (38) dan Ronald Steven (43), didakwa oleh juri agung negara dengan tuduhan penistaan jenazah manusia dan terancam hukuman mati.
Ketiga pegawai rumah pemakaman itu seharusnya mengkremasi jenazah Mitchell Houten Rudy (60) setelah upacara pemakamannya yang digelar di Greenwood, Calgary pada Juli 2016 silam. Namun ketiganya justru meninggalkan jenazah tersebut di dalam salah satu ruangan di rumah pemakaman yang tanpa pendingin dan hanya menggunakan pengharum/parfum.
Mereka bahkan juga memindahkan jenazah pria itu ke suatu rumah pemakaman lainnya yang berjarak lebih dari 100 kilometer dari Greenwood, Calgary. Tindakan ini dilakukan mereka dengan alasan pihak keluarga jenazah belum melunasi biaya pemakaman. Jenazah pria itu sudah dalam keadaan membusuk ketika ditemukan di Rumah Pemakaman di kota Ontario pada Maret lalu.
"Petugas butuh waktu sampai tiga pekan untuk mengonfirmasi identitas jenazah tersebut dengan meninjau catatan medisnya," kata seorang petugas koroner Ontario, Kanada. Usai pengungkapan kasus ini, Dewan Layanan Pemakaman Negara segera mencabut izin operasi rumah pemakaman tempat ketiga pegawai itu bekerja, setelah mendapat keluhan dari keluarga Rudy.
Dari penyelidikan yang dilakukan petugas, didapati Alfred telah kehilangan izin direktur pemakaman sejak Agustus 2016, sementara tersangka Ronald bahkan tidak pernah memiliki izin pemakaman di Ontario.
Keluarga mendiang mengatakan, jenazah Rudy seharusnya dikremasi tidak lama usai peringatan kematiannya pada 18 Juli 2016. Setelah dikremasi, abu jenazah diserahkan kepada pihak keluarga.
"Dua tahun. Bagaimana perasaan anda mengetahui jenazah keluarga anda diperlakukan seperti itu. Apalagi itu adalah seorang suami tercintaku. Semakin dipikirkan rasanya semakin buruk," kata Felice Angel, istri Rudy
Posting Komentar