Ilustrasi Starbucks |
Mereka juga menyebutnya dengan Signing Store dan berlokasi di dekat Universitas Gallaudet di Washington. Starbucks merekrut sebanyak 25 orang di seluruh negeri Paman Sam yang memiliki kekurangan pendenganran dan kemampuan berbahasa isyarat.
Semua penghalang hilang dari kemampuan berkomunikasi, atau dari orang-orang yang mampu menunjukkan keahlian dan memamerkan bakat yang mereka miliki. Kami pikir toko itu merayakan hubungan manusia dalam tingkat yang mendalam," kata Manajer Senior untuk Aksesibilitas di Starbucks , Marthalee Galeota dalam sebuh pernyataan.
Mahasiswa jurusan penerjemah bahasa isyarat, Nikolas Carapellatti (kiri) sedang berbincang dengan seorang mahasiswi tuna rungu Rebeca Witzofsky di luar kafe Starbucks yang pertama menyediakan layanan bahasa isyarat di Washington DC. |
Signing Store Starbucks sendiri pertama kali di buka di Malaysia pada tahun 2016. Konsep itu menjadi dasar perusahaan asal Seattle itu untuk mendirikan toko serupa di AS.
"Format toko yang unik dan mempromosikan aksesibilitas dan menawarkan kesempatan karir bagi penyandang tuli dan kesulitan pendengaran," tulis pernyataan mereka pada bulan Juli 2018 lalu, ketika mereka mengumumkan rencana tersebut.
Barista di toko tuli mereka menggunakan celemek berbahsa isyarat yang juga disulam oleh pemasok tulis. Mereka semua bisa berkomunikasi dalam bahasa isyarat dan mengenakan pin "I Sign". Gerai toko itu juga dilengkapi dengan layar digital dan pencatat, serta konsol pemesnan dengan kibor dua arah. Sehimgga pelanggan dan karyawan bisa melakukan komunikasi ketik bolak-balik yang baik dan mudah.
Sumber :
Posting Komentar